Implementasi Unity of Sciences:
Paradigma Unity of Sciences / Wahdatul ‘Ulum atau Kesatuan Ilmu Pengetahuan adalah penciri keilmuan UIN Walisongo Semarang berdasarkan SK Rektor No. 204 Tahun 2016 yang memandang bahwa tidak ada keterpisahan, dikotomi, apalagi konflik antara sains agama dan sains. Keduanya menjadi satu kesatuan keilmuan yang integratif, saling terhubung, berdialog, dan saling menguatkan. Unity of sciences yang dikembangkan oleh UIN Walisongo Semarang memiliki 5 (lima) prinsip, yakni: 1). Integratif; 2). Kolaboratif; 3). Dialektis; 4). Prospektif; 5). Pluralistik. Dengan demikian, keilmuan Prodi Teknik Lingkungan mengintegrasikan keilmuan agama, rekayasa lingkungan, dan manajemen lingkungan dalam satu kesatuan keilmuan, sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Ilustrasi Implementasi Unity of Sciences pada Prodi Teknik Lingkungan
FST UIN Walisongo Semarang
Adapun implementasi unity of sciences dilakukan melalui 3 (tiga) langkah atau strategi, yakni: 1). Humanisasi ilmu-ilmu agama; 2). Spiritualisasi ilmu-ilmu modern; dan 3). Revitalisasi kearifan lokal. Guna memastikan bahwa unity of sciences dapat terimplementasi dalam proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dan strategi unity of sciences tersebut diintegrasikan ke dalam Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) atau learning outcome Prodi Teknik Lingkungan pada masing-masing mata kuliah.